Rahasia Sakit Secara Holistic

karena tidak bisa mengontol keinginan”nya sehingga semua makanan yang menjadi favorit, kesukaanya dimakan tanpa memperdulikan dampak dari resiko keterbatasan daya tahan tubuhnya, sehingga begitu tubuh mengalami “Arteriosclerosis”

Home Treatment | Perawatan Di Tempat Tinggal Anda

Anda cukup menyiapkan waktu dan tempat, kami akan hadir ditempat tinggal dimanapun anda berada

Hanya Rp. 250.000 / Treatment

Khusus untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Hanya Rp. 250.000 / Treatment

Khusus untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya.

PENTINGNYA MENGENAL LELUHUR

Leluhurlah yang mengajarkan kepada kita masalah moral, budi pekerti, etika sopan santun, keyakinan, ajaran tatanan hidup yang diturunkan oleh Tuhan melalui Nenek Moyang (Agama) sesuai dengan Bahasa, karakteristik budaya kearifan lokal (Local Wisdom).

Chiro Holistic dan Electrotherapy

selain memiliki kepuasan tersendiri dalam teknik memotret juga melatih kepekaan, ketelitian yang tinggi serta memacu semangat berkreasi sebagai sarana terapi mengurang tingkat stres.

Showing posts with label Spiritual. Show all posts
Showing posts with label Spiritual. Show all posts

Nov 7, 2018

PENTINGNYA MENGENAL SILSILAH LELUHUR

KITA SEMUA AKAN MENJADI LELUHUR

Dalam 
kehidupan masyarakat Indonesia , khusunya  masyarakat Jawa masih sangat kental akan tradisi untuk selalu berbakti kepada Leluhur.  Leluhur  atau Nenek Moyang yang diluhurkan haruslah dihormati, menjadi suatu kewajiban bagi kita untuk selalu berbakti kepada mereka
Leluhur kita di masa lalulah yang mengajarkan kepada kita masalah moral, budi pekerti, etika sopan santun, keyakinan, ajaran tatanan hidup yang diturunkan oleh Tuhan melalui Nenek Moyang (Agama) dan nenek Moyanglah yang menemukan nama Tuhan (Gusti, Pengeran, Shang Hyang Ghaib)  serta bagaimana cara berinteraksi, berkomunikasi, beribadah (ritual) sesuai dengan Bahasa, karakteristik budaya kearifan lokal (Local Wisdom). 




Sehingga  Leluhur  selalu wanti wanti (mengingatkan) kepada anak cucunya sebagai orang jawa dan siapapun yang hidup di tanah wingit, tanah angker   yaitu “Tanah Jawa” untuk selalu menjaga Ajaran Tatanan Hidup sebagai Orang Jawa dan selalu bersyukur  serta mengingat semua kebaikan Leluhur (
expressed heartfelt gratitude for his ancestry) dengan tidak meninggalkan tradisi, budaya melalui kegiatan spiritual yang sudah diajarkan oleh Nenek Moyang

Sebaliknya , Leluhur tanah Jawa juga mengingatkan bahayanya jika anak cucunya dan siapapun yang hidup di tanah jawa melupakan , meninggalkan kebiasaa, tradisi ajaran tatanan hidup yang diturunkan kepada Leluhur untuk anak cucunya dengan sabda leluhurnya yaitu   :

“Tanah Jowo Tanah Wingit, Jalo Moro Jalmo Mati”
Siapa yang tidak mengikuti Aturan Tatanan Leluhur bakalan menemukan malapetaka  (pati atau mati)


Jika tidak mati sandang pangannya, rumah tangganya, kebahagiaanya, usaha - kariernya, kehidupannya atau jodohnya.



Para leluhur yang sudah berpindah alam inilah yang akan menjaga keselamatan dan kemakmuran anak cucu dan keluarganya yang masih hidup  di bumi.

Arwah leluhur adalah teman yang kuat, sanggup mendatangkan keberuntungan, menjaga kesejahteraan, dan memberikan perlindungan.

PERACAYA  atau TIDAK Jika diabaikan atau leluhur  dibuat tersinggung maka leluhur akan mendatangkan malapetaka, kesialan,  yakni penyakit, kemiskinan, dan kesengsaraan.

Kita semua akan menjadi leluhur buat anak cucu kita, apa yang kita perbuat dan  kita lakukan akan menjadi sejarah bagi anak cucu kita. Jika  kita mengajarkan kepada anak cucu kita bagaimana menghargai, menanamkan ajaran luhur Leluhur kita, tidak mustahil jika kelak anak turun kita juga menghargai kita sebagai leluhurnya.

Sebaliknya, kitapun tidak akan pernah merasakan dihargai jika  kita sudah memberikan ketauladanan yang salah kepada anak cucu kita, bahwa seakan apa yang ajaran  leluhur kita adalah primitif, sesat, sirik dan sebagainya.

Berikut adalah istilah untuk urutan  keturunan (ke bawah) dan level leluhur (ke atas) dalam Bahasa Jawa :
Moyang ke-18. Mbah Trah Tumerah
Moyang ke-17. Mbah Menya-menya
Moyang ke-16. Mbah Menyaman
Moyang ke-15. Mbah Ampleng
Moyang ke-14. Mbah Cumpleng
Moyang ke-13. Mbah Giyeng
Moyang ke-12. Mbah Cendheng
Moyang ke-11. Mbah Gropak Waton
Moyang ke-10. Mbah Galih Asem
Moyang ke-9.  Mbah Debog Bosok
Moyang ke-8.  Mbah Gropak Senthe
Moyang ke-7.  Mbah Gantung Siwur
Moyang ke-6.  Mbah Udheg-udheg
Moyang ke-5.  Mbah Wareng
Moyang ke-4.  Mbah Canggah
Moyang ke-3.  Mbah Buyut
Moyang ke-2.  Mbah (bahasa Indonesia = Eyang)
Moyang ke-1.  Bapak / Simbok


 ==== > KITA <====

Keturunan ke-1.   Anak
Keturunan ke-2.   Putu 
(bahasa Indonesia = cucu)
Keturunan ke-3.   Buyut (
bahasa Indonesia = cicit)
Keturunan ke-4.   Canggah
Keturunan ke-5.   Wareng
Keturunan ke-6.   Udheg-Udheg
Keturunan ke-7.   Gantung Siwur
Keturunan ke-8.   Gropak Senthe
Keturunan ke-9.   Debog Bosok
Keturunan ke-10. Galih Asem
Keturunan ke-11. Gropak waton
Keturunan ke-12. Cendheng
Keturunan ke-13. Giyeng
Keturunan ke-14. Cumpleng
Keturunan ke-15. Ampleng
Keturunan ke-16. Menyaman
Keturunan ke-17. Menya-menya
Keturunan ke-18. Trah tumerah.

Luar biasa bukan nama-nama tingkatan keluarga jawa tersebut.

Semoga artikel ini bisa menumbuhkan lagi semangat untuk mempertahankan dan melestarikan ( Nguri-nguri) "Ajaran Tatanan Hidup" leluhur yang  semakin punah seiring dengan degradasi moral anak bangsa kita akibat serbuan budaya asing dan kemajuan teknologi.



Baca  juga  : 



Mar 21, 2018

MENGUNGKAP RAHASIA SAKIT SECARA HOLISTIK

MERUBAH PARADIGMA HIDUP SEHAT SECARA HOLISTIK

Untuk mendapatkan  Sehat Jasmani, Rohani  dan Sosial  bukanlah urusan mudah, sedangkan untuk mendapatkan  ketiga-tiganya  itu dibutuhkan pendekatan secara “Holistic” yaitu pendekatan secara “menyeluruh”.

Kita selama ini tidak pernah menyadari , bahwa setiap manusia terdiri dari “Jiwa” dan “Raga”,  ketidak harmonisan antara jiwa dan raga mengakibatkan banyak permasalahan pada diri manusia sebagai pemicu awal dari sakit atau konflik.

Keharmonisan / keselarasan antara Jiwa sangat dibutuhkan ,  Jika  “Raga” yang mengalami sakit butuh pemulihan, demikian juga “Jiwa” butuh dipulihkan juga serta relasi Sosial di tumbuh  suburkan,   salah satunya dengan cara merubah pola gaya hidup, pola gaya sehat , pola makan sehat dan yang terpenting lagi adalah “tidak kebanyakan pola”





BACA : 


Jadi untuk mendapatkan “Sehat Jiwa, Raga dan Sosial” tidak cukup dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri secara materi (kekayaan , jabatan, status sosial) atau religius semata (ketaatan dalam menjalan ritual keagamaan / keyakinan, ibadah) maupun  cukup rutin dan rajin  menelan obat, memasukan obat melalui jarum suntik serta  dengan cara operasi pembedahan saja, akan tetapi butuh “asupan-asupan” obat, nutrisi lainnya lain.
Selain obat dan asupan untuk kebutuhan organ tubuh yang sedang sakit, juga diperlukan asupan jiwa / batin disaat sedang sakit, pasca sakit maupun pemicu dan penyebab sakit.

Penyebab Sakit Itu Karena Kesalahan Sendiri.
Tuhan tidak pernah menguji  atau menghukum  umatnya, karena Tuhan sangat Maha Penyayang, Maha Pengasih pada seluruh umat ciptaan-Nya, permasalahan yang timbul pada diri manusia apakah itu keruwetan/permasalahan hidup (karier, rumah tangga, ekonomi, sosial atau lainnya)  sebenarnya  pemicunya adalah akibat dari  “kesalahan diri sendiri” karena kita yang tidak mampu  menghargai tubuh kita sendiri serta kita tidak mampu mengukur kemampuan kita sebagai manusia.

Salah satu contoh yang paling sederhana  adalah seseorang tidak mampu mengontrol “Pola Makan”,  karena tidak bisa mengontol “keinginan”nya   sehingga semua makanan  yang menjadi  favorit, kesukaanya  dimakan tanpa memperdulikan dampak dari resiko  keterbatasan daya tahan tubuhnya, sehingga begitu tubuh mengalami  “Arteriosclerosis”  yaitu Penyubatan pembuluh darah yang disebabkan meningkatnya Koleserol, Asam Urat maupun Diabetes  maka  timbulah  berbagai keluhan sakit terutama Hipertensi ( darah tinggi), Jantung hingga Stroke.

Ironinya penyakitnya semakin parah dan tidak  kunjung sembuh  akhirnya  hanya bisa menyalahkan Tuhan, yang  merasa dirinya di uji Tuhan–lah, sudah Takdir-lah, Ujian hidup-lah, sudah kehendakNya-lah hingga menyalahkan lingkungan dan orang lain.

Selain itu  kita  tidak pernah menyadari bahwa sebenarnya "Penyakit" adalah “makhluk  Tuhan” yang paling konsisten dalam melaksanakan “titah-Nya”. Sekuat dan Sehebat  apapun seseorang jika sang “penyakit“ dititahkan untuk masuk pada diri manusia mustahil manusia akan bisa menolaknya.

Demikian juga sebaliknya, sebanyak apapun uang dan kekayaan yang kita miliki untuk berobat , mencari kesembuhan jika sang “penyakit” ini belum  diperintahkan untuk keluar dari tubuh manusia, bukan kesembuhan yang didapat , justru masalah lain akan timbul dari akibat sakit yang dideritanya.

Rahasia Mendapatkan Keajaiban

Dengan merubah paradigma / pola pikir tentang  “sakit” atau “permasalahan” yang sedang terjadi merupakan  salah satu “obat” untuk mendapatkan “kesembuhan”. Untuk mencari solusi, jalan keluar  atau mukjizat, apakah itu  keruwetan hidup (karier, rumah tangga, ekonomi dan status sosial) maupun mencari kesembuhan akibat sakit yang tidak kunjung sembuh  tidak bisa dilakukan dengan cara “Ambisius” tetapi untuk mendapatkan semuanya itu dibutuhkan perlakuan khusus yaitu  dengan “Kasih Sayang “.



Tiga hal mempercepat dalam mendapatkan “Keajaiban” atau “Mukjizat” :


Pertama adalah “Yakin” bahwa sakit atau permasalahan yang timbul pada diri kita karena akibat ketidak mampuan diri kita dalam menjaga, menghargai atau lalai mengenali diri kita sendiri.
Kemudian yakin bahwa sakit atau semua permasalahan  akan kita medapatkan  jalan keluar , keajaiban / mukjizat. Mau menyikapi dengan jujur kekurangan kita dan ada kemauan kuat untuk merubahnya. Jangan ragu atau sekedar coba coba dalam menentukan pilihan untuk mencari kesembuhan atau solusi/jalan keluar. (dari pada kehilangan waktu, uang dan tenaga) yang akan menambah permasalahan.


BACA : 


Kedua
adalah “Menghargai” baik kepada diri kita sendiri, penyakit atau  permasalahan yang sedang menimpa kita, juga kepada dokter, terapis, tabib, suhu,  dukun  apapun sebutannya dengan  baik secara personal maupun nasehat, arahan dan saran saran  yang diberikan.

Ketiga  adalah  “Tulus” Upaya dan usaha untuk mendapatkan kesembuhan, solusi , jalan keluar , keajaiban / mukjizat papun yang terjadi dijalani dengan kasih sayang. Sebagaimana  kita menghadapi seorang bayi, dibutuhkan kesabaran , ketekunan penuh kasih sayang, bukan dengan ambisi apalagi dengan mengandalkan egois, status sosial, jabatan yang dimiliki.

terlepas dari Yakin , Menghargai dan Tulus kesemuanya dijalani dengan kesadaran sendiri , bukan karena terpengaruh atau tekanan dari orang lain / lingkungan itu yang terpenting.

“Sehat itu mahal, Terlebih lagi Jika Sakit” demikian juga mendapatkan "keajaiban" atau “mukjizat”. Untuk mendapatkan mukjizat atau keajaiban itu “Tidak Murah” dan “Bukan  Murahan”  juga “Tidak Gampang dan “ Bukan Gampangan”.

        https://api.whatsapp.com/send?phone=6281237538786&text=Halo%2Chira%20Apakah%20Hari%20Ini%20Bisa%20Terapi%20di%20Tempat%20Tinggal%20Saya
HOME TREATMENT |  Perawatan di tempat tinggal
Anda cukup menyediakan waktu & Tempat dimanapun Anda tinggal