Untuk mendapatkan Sehat Jasmani, Rohani dan Sosial bukanlah urusan mudah, sedangkan untuk mendapatkan ketiga-tiganya itu dibutuhkan pendekatan secara “Holistic” yaitu pendekatan secara “menyeluruh”.
Kita selama ini tidak pernah menyadari , bahwa setiap manusia terdiri dari “Jiwa” dan “Raga”, ketidak harmonisan antara jiwa dan raga mengakibatkan banyak permasalahan pada diri manusia sebagai pemicu awal dari sakit atau konflik.
Keharmonisan / keselarasan antara Jiwa sangat dibutuhkan , Jika “Raga” yang mengalami sakit butuh pemulihan, demikian juga “Jiwa” butuh dipulihkan juga serta relasi Sosial di tumbuh suburkan, salah satunya dengan cara merubah pola gaya hidup, pola gaya sehat , pola makan sehat dan yang terpenting lagi adalah “tidak kebanyakan pola”
Jadi untuk mendapatkan “Sehat Jiwa, Raga dan Sosial” tidak cukup dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri secara materi (kekayaan , jabatan, status sosial) atau religius semata (ketaatan dalam menjalan ritual keagamaan / keyakinan, ibadah) maupun cukup rutin dan rajin menelan obat, memasukan obat melalui jarum suntik serta dengan cara operasi pembedahan saja, akan tetapi butuh “asupan-asupan” obat, nutrisi lainnya lain.
Selain obat dan asupan untuk kebutuhan organ tubuh yang sedang sakit, juga diperlukan asupan jiwa / batin disaat sedang sakit, pasca sakit maupun pemicu dan penyebab sakit.
Penyebab Sakit Itu Karena Kesalahan Sendiri.
Tuhan tidak pernah menguji atau menghukum umatnya, karena Tuhan sangat Maha Penyayang, Maha Pengasih pada seluruh umat ciptaan-Nya, permasalahan yang timbul pada diri manusia apakah itu keruwetan/permasalahan hidup (karier, rumah tangga, ekonomi, sosial atau lainnya) sebenarnya pemicunya adalah akibat dari “kesalahan diri sendiri” karena kita yang tidak mampu menghargai tubuh kita sendiri serta kita tidak mampu mengukur kemampuan kita sebagai manusia.
Salah satu contoh yang paling sederhana adalah seseorang tidak mampu mengontrol “Pola Makan”, karena tidak bisa mengontol “keinginan”nya sehingga semua makanan yang menjadi favorit, kesukaanya dimakan tanpa memperdulikan dampak dari resiko keterbatasan daya tahan tubuhnya, sehingga begitu tubuh mengalami “Arteriosclerosis” yaitu Penyubatan pembuluh darah yang disebabkan meningkatnya Koleserol, Asam Urat maupun Diabetes maka timbulah berbagai keluhan sakit terutama Hipertensi ( darah tinggi), Jantung hingga Stroke.
Ironinya penyakitnya semakin parah dan tidak kunjung sembuh akhirnya hanya bisa menyalahkan Tuhan, yang merasa dirinya di uji Tuhan–lah, sudah Takdir-lah, Ujian hidup-lah, sudah kehendakNya-lah hingga menyalahkan lingkungan dan orang lain.
Selain itu kita tidak pernah menyadari bahwa sebenarnya "Penyakit" adalah “makhluk Tuhan” yang paling konsisten dalam melaksanakan “titah-Nya”. Sekuat dan Sehebat apapun seseorang jika sang “penyakit“ dititahkan untuk masuk pada diri manusia mustahil manusia akan bisa menolaknya.
Demikian juga sebaliknya, sebanyak apapun uang dan kekayaan yang kita miliki untuk berobat , mencari kesembuhan jika sang “penyakit” ini belum diperintahkan untuk keluar dari tubuh manusia, bukan kesembuhan yang didapat , justru masalah lain akan timbul dari akibat sakit yang dideritanya.
Rahasia Mendapatkan Keajaiban
Dengan merubah paradigma / pola pikir tentang “sakit” atau “permasalahan” yang sedang terjadi merupakan salah satu “obat” untuk mendapatkan “kesembuhan”. Untuk mencari solusi, jalan keluar atau mukjizat, apakah itu keruwetan hidup (karier, rumah tangga, ekonomi dan status sosial) maupun mencari kesembuhan akibat sakit yang tidak kunjung sembuh tidak bisa dilakukan dengan cara “Ambisius” tetapi untuk mendapatkan semuanya itu dibutuhkan perlakuan khusus yaitu dengan “Kasih Sayang “.
Tiga hal mempercepat dalam mendapatkan “Keajaiban” atau “Mukjizat” :
Pertama adalah “Yakin” bahwa sakit atau permasalahan yang timbul pada diri kita karena akibat ketidak mampuan diri kita dalam menjaga, menghargai atau lalai mengenali diri kita sendiri.
Kemudian yakin bahwa sakit atau semua permasalahan akan kita medapatkan jalan keluar , keajaiban / mukjizat. Mau menyikapi dengan jujur kekurangan kita dan ada kemauan kuat untuk merubahnya. Jangan ragu atau sekedar coba coba dalam menentukan pilihan untuk mencari kesembuhan atau solusi/jalan keluar. (dari pada kehilangan waktu, uang dan tenaga) yang akan menambah permasalahan.
BACA :
Kedua adalah “Menghargai” baik kepada diri kita sendiri, penyakit atau permasalahan yang sedang menimpa kita, juga kepada dokter, terapis, tabib, suhu, dukun apapun sebutannya dengan baik secara personal maupun nasehat, arahan dan saran saran yang diberikan.
Ketiga adalah “Tulus” Upaya dan usaha untuk mendapatkan kesembuhan, solusi , jalan keluar , keajaiban / mukjizat papun yang terjadi dijalani dengan kasih sayang. Sebagaimana kita menghadapi seorang bayi, dibutuhkan kesabaran , ketekunan penuh kasih sayang, bukan dengan ambisi apalagi dengan mengandalkan egois, status sosial, jabatan yang dimiliki.
terlepas dari Yakin , Menghargai dan Tulus kesemuanya dijalani dengan kesadaran sendiri , bukan karena terpengaruh atau tekanan dari orang lain / lingkungan itu yang terpenting.
“Sehat itu mahal, Terlebih lagi Jika Sakit” demikian juga mendapatkan "keajaiban" atau “mukjizat”. Untuk mendapatkan mukjizat atau keajaiban itu “Tidak Murah” dan “Bukan Murahan” juga “Tidak Gampang dan “ Bukan Gampangan”.